Selasa, 15 Juni 2010

Misteri Dibalik Kelamnya Malam

Ada apa dengan kelamnya malam? Hal itu yang sering terbersit di benak manusia. Untuk menjawab hal tersebut, penelitian demi penelitian dilakukan dan satu per satu hasilnya terkuak dan mengejutkan manusia. Tapi sayangnya di balik keluasan alam semesta misteri pun seperti tak pernah habis. Ada saja yang masih belum terungkap. Dan selalu ada sesuatu yang akan terus mengejutkan manusia tentang alam semesta ini.

Galaksi Bimasakti. Kredit : NASA/JPL-Caltech/R. Hurt (SSC-Caltech)

lam semesta, laboratorium raksasa yang bahkan tak bisa disentuh obyek-obyekya oleh manusia. Bahkan Bima Sakti, galaksi yang menjadi rumah bagi Matahari dan planet-planetnya masih menjadi misteri. Pembelajaran pun masih terus berlangsung, sesuatu yang tak kan pernah berakhir sepanjang umur kehidupan manusia di Bumi.

Penelitian yang terus berlngsung untuk mengenal lebih jauh Galaksi Bima Sakti kembali membuahkan hasil. Para peneliti berhasil menemukan sejumlah besar area tempat kelahiran bintang-bintang masif yang sebelumnya tak pernah diketahui. Dengan diketahuinya area tersebut, tak pelak akan memberikan informasi penting bagi manusia terkait struktur galaksi sekaligus memberi petunjuk baru mengenai komposisi kimia di Galaksi Bima Sakti.

Area – area baru yang jadi lokasi kelahiran bintang memiliki hubungan yang sangat erat dengan lokasi kelahiran bintang lainnya yang selama ini sudah dikenal. Dan yang pasti ketika semua area ini dihubungkan, mereka akan membangun kesatuan baru yang memberikan informasi dan pemahaman mengenai proses pembentukan bintang. Tak hanya itu, perbandingan komposisi kimia dari setiap area yang memiliki jarak berbeda dari pusat galaksi juga tentunya akan menjadi sesuatu yang menarik untuk dipelajari sehingga peradaban manusia bisa memahami komposisi kimia Bima Sakti.

Area pembentukan bintang atau area H II yang dilihat oleh Thomas Bania, dari Boston University, Loren Anderson dari Astrophysical Laboratory of Marseille, Perancis, Dana Balser dari National Radio Astronomy Observatory (NRAO), dan Robert Rood dari University of Virginia, merupakan lokasi atom hidrogen mengalami ionisasi atau melepaskan elektron-elektronya. Ionisasi ini ditimbulkan atau disebabkan oleh radiasi kuat dari bintang muda yang masif di tempat tersebut. Area ini memang tidak mudah ditemukan karena tak bisa dilihat dengan cahaya tampak karena ia tersembunyi di balik gas dan debu Bima Sakti. Untuk itu para peneliti menggunakan teleskop radio atau teleskop infra merah untuk bisa menembus gas dan debu tadi.

Penemuan area yang besar ini dimungkinkan setelah dilakukan survey infra merah dengan menggunakan Teleskop Spitzer milik NASA dan teleskop radio Very Large Array (VLA) milik National Science Foundation (NSF). Dengan menggunakan kedua alat tersebut, obyek yang diamati ini tampak terang pada citra yang dihasilkan keduanya dan menunjukkan kalau area tersebut memang kandidat area H II.

Para astronom juga menggunakan teleskop radio yang sangat sensitif, Robert C. Byrd Green Bank Telescope (GBT) milik NSF di West Virginia untuk mendeteksi frekuensi radio tertentu yang dipancarkan elektron saat mereka mengalami penggabungan ulang dengan proton untuk membentuk hidrogen. Bukti penggabungan ulang inilah yang bisa digunakan untuk menyatakan bahwa area tersebut memang berisi hidrogen terionisasi sehingga bisa dinyatakan kalau itu memang area H II.

Analisis lanjut yang dilakukan memberikan informasi lokasi dari area H II tersebut. Hasilnya menunjukkan konsentrasi tersebut berada pada ujung batang pusat Bimasakti dan di lengan spiralnya. Analisis yang dibuat juga menunjukkan 25 dari area yang ditemukan itu berada jauh dari pusat galaksi dibanding jaraknya ke Matahari.

Penemuan ini penting untuk mempelajari proses kimia yang terjadi dalam evolusi Galaksi. Ada bukti yang ditemukan kalau kelimpahan elemen berat mengalami perubahan seiring bertambahnya jarak dari pusat galaksi. Nah dengan penemuan area yang baru ini diharapkan akan memberi khazanah baru dalam mempelajari kecenderungan dan efeknya pada proses kimia dalam evolusi Galaksi.

Tokoh Astronomi dan Kosmografi yang Terkenal

Anaximander (610-546 SM)
Seorang ilmuwan Yunani yang sering disebut sebagai "Bapak Ilmu Astronomi". Ia menganggap bentuk Bumi sebagai silinder dan angkasa berputar tiap hari mengelilinginya.

Aristharkus (abad ke-3 SM)
Seorang ilmuwan Yunani yang percaya bahwa Matahari adalah pusat alam semesta. Ia orang pertama yang menghitung ukuran relatif Matahari, Bumi dan Bulan. Ia menemukan bahwa diameter bulan lebih dari 30% diameter Bumi (sangat dekat dengan nilai sebenarnya yaitu 0,27 kali diameter bumi). Ia juga memperkirakan bahwa Matahari memiliki diameter 7 kali diameter Bumi. Ini kira-kira 15 kali lebih kecil dari ukuran sebenarnya yang kita ketahui saat ini.

Aristoteles (384-322 SM)
Seorang ilmuwan Yunani yang percaya bahwa Matahari, Bulan dan planet-planet mengitari Bumi pada permukaan serangkaian bola angkasa yang rumit. Ia mengetahui bahwa Bumi dan Bulan berbentuk bola dan bahwa bulan bersinar dengan memantulkan cahaya Matahari, tetapi ia tak percaya bahwa Bumi bergerak dalam Antariksa ataupun bergerak dalam porosnya.

James Bradley (1693-1762)
Seorang ahli astronomi Inggris yang menemukan penyimpangan yang disebut Aberasi Sinar Cahaya di tahun 1728, yaitu bukti langsung pertama yang dapat diamati bahwa Bumi beredar mengelilingi Matahari. Dari besarnya penyimpangan ia menghitung kecepatan cahaya sebesar 295.000 km/dt. Hanya sedikit lebih kecil dari nilai sebenarnya (299.792,4574 km/dt, US National Bureau of Standards).

Tycho Brahe (1546-1601)
Seorang ahli astronomi Denmark, dipandang sebagai pengamat terbesar di zaman pra-teleskop. Dengan memakai alat bidik sederhana, Brahe mengukur posisi planet dengan ketelitian yang lebih besar dari siapapun sebelumnya. Hal ini memungkinkan asistennya, Johannes Kepler untuk memecahkan hukum gerakan planet. (Lihat gambar)

Nicolaus Copernicus (1473-1543)
Seorang ahli astronomi Polandia yang mencetuskan pandangan bahwa Bumi bukanlah pusat alam semesta sebagaimana pandangan umum pada masanya, melainkan mengitari Matahari seperti planet lainnya. Pola berani ini disajikan dalam bukunya Mengenai Perkisaran Bola-Bola Angkasa yang terbit ditahun wafatnya. Polanya itu lebih memudahkan penjelasan tentang gerakan planet sesuai pengamatan. teorinya didukung oleh pengamatan Galileo dan dibenarkan oleh perhitungan Johannes Kepler .

John Ludwig Emil Dreyer (1852-1926)
Seorang ahli astronomi Denmark yang menghimpun sebuah katalog utama yang memuat hampir 8000 kelompok bintang dan Nebula. Katalog yang disusunnya disebut Katalog Umum Baru (the New General Catalogue, NGC).

Eratosthenes (276-196 SM)
Seorang ahli astronomi Yunani yang pertama-tama mengukur besarnya Bumi secara teliti. Ia mencatat perbedaan ketinggian Matahari di langit sebagaimana terlihat pada tanggal yang sama dari dua tempat pada garis utara-selatan yang jaraknya diketahui. Dari pengamatannya, ia menghitung bahwa Bumi mestinya bergaris tengah 13.000 km. Hampir tepat dengan angka yang sebenarnya (12.756,28 km pada katulistiwa).

Galileo Galilei (1564-1642)
Seorang ilmuwan Italia yang menciptakan revolusi dalam astronomi dengan pengamatan perintisnya di angkasa. Dalam tahun 1609, Galileo mendengar mengenai penciptaan teleskop dan membuat satu bagi dirinya. Dengan itu ia menemukan kawah-kawah bulan, melihat bahwa Venus menunjukkan fase-fase sambil ia mengitari Matahari dan menemukan bahwa Jupiter memiliki empat buah Bulan.

Johann Gottfried Galle (1812-1910)
Seorang ahli astronomi Jerman yang menemukan planet Neptunus. Dengan menggunakan perhitungan Urbain Leverrier, Galle menemukan Neptunus pada malam hari, di tanggal 23 September 1846, tidak seberapa jauh dari posisi yang semula diperhitungkan.

George Gamow (1904-1968)
Seorang ahli astronomi Amerika pendukung teori ledakan besar (Big Bang). Menurut hitungannya, kira-kira 10% bahan dalam alam semesta seharusnya adalah Helium yang terbentuk dari Hidrogen selama terjadinya ledakan besar; pengamatan telah membenarkan ramalan ini. Ia juga meramalkan adanya suatu kehangatan kecil dalam alam semesta sebagai peninggalan ledakan besar. Radiasi Latar belakang ini akhirnya ditemukan pada 1965.

Sir William Herschel (1738-1822)
Seorang ahli astronomi Inggris, lahir di Jerman, yang menemukan planet Uranus pada tanggal 17 Maret 1781 beserta dua satelitnya dan juga dua satelit Saturnus. Herscel membuat survey lengkap langit utara dan menemukan banyak bintang ganda dan nebula. Untuk menangani pekerjaan ini, ia membangun sebuah reflektor 122 cm, terbesar di dunia saat itu. Survey langit Herschel itu meyakinkan bahwa galaksi kita berupa sistem bintang berbentuk lensa, dengan kita di dekat pusat. Pandangan ini diterima hingga zaman Harlow Shapley.

Hipparkus (abad ke-2 SM)
Seorang ahli astronomi Yunani yang dianggap terbesar di zamannya. Ia membuat sebuah katalog 850 bintang dengan teliti yang dibagi kedalam enam kelompok kecerlangan atau magnitudo; bintang paling cemerlang dengan magnitudo 1 dan yang paling lemah (yang tampak dengan mata telanjang) dengan magnitudo 6. Suatu sistem magnitudo yang disesuaikan masih digunakan dewasa ini. Hipparkus menemukan bahwa posisi bumi agak goyah di antariksa, suatu efek yang disebut presesi.

Sir Fred Hoyle (1915-...)
Seorang ahli astronomi Inggris yang dikenal karena karyanya mengenai Teori Keadaan Tunak yang menyangkal bahwa alam semesta diawali dengan suatu ledakan besar. Hoyle menunjukkan bagaimana unsur-unsur kimia berat dalam alam semesta tersusun dari hidrogen dan helium dengan reaksi-reaksi nuklir di dalam bintang, dan tersebar dalam antariksa oleh ledakan supernova.

Edmond Halley (1656-1742)
Seorang ahli astronomi Inggris yang di tahun 1705 memperhitungkan bahwa komet yang terlihat dalam tahun-tahun 1531, 1607 dan 1682 sesungguhnya adalah benda yang sama yang bergerak dalam satu garis edar tiap 75 atau 76 tahun mengedari matahari. Komet tersebut kini dikenal sebagai Komet Halley. Dalam tahubn 1720, Halley menjadi ahli astronomi kerajaan yang kedua, Di Greenwich ia membuat studi yang memakan waktu lama mengenai gerakan bulan.

Edwin Hubble (1889-1953)
Seorang ahli astronomi Amerika yang di tahun 1924 menunjukkan bahwa terdapat galaksi lain di luar galaksi kita. Selanjutnya ia mengelompokkan galaksi menurut bentuknya yang spiral atau eliptik. Di tahun 1929 ia mengumumkan bahwa alam semesta mengembang dan bahwa galaksi bergerak saling menjauhi denga kecepatan yang semakin tinggi; hubungan ini kemudian disebut hukum Hubble. Jarak sebuah galaksi dapat dihitung dengan hukum Hubble bila kecepatan menjauhnya diukur dari pergeseran merah cahayanya. Menurut pengukuran terakhir, galaksi bergerak pada 15 km/dt tiap jarak satu juta tahun cahaya. Nama Hubble kini diabadikan pada sebuah teleskop raksasa di antariksa yang dioperasikan oleh NASA.

Immanuel Kant (1724-1804)
Seorang filsuf Jerman yang pada tahun 1755 mengajukan cikal-bakal teori modern tentang tata surya. Kant percaya bahwa planet-planet tumbuh dari sebuah cakram materi di sekeliling Matahari, sebuah gagasan yang kemudian dikembangkan oleh Marquis de Laplace. Kant juga berpendapat bahwa nebula suram yang terlihat di antariksa adalah galaksi tersendiri seperti galaksi Bima Sakti kita. Pendapat tersebut kini telah terbukti kebenarannya.

Johannes Kepler (1571-1630)
Seorang ahli matematika dan ahli Astronomi Jerman yang menemukan ketiga hukum dasar pergerakan planet. Pertama, dan yang terpenting, ia di tahun 1609 menunjukkan bahwa planet bergerak mengelilingi Matahari dalam orbit eliptik, bukannya dalam kombinasi lingkaran-lingkaran sebagaimana diperkirakan sebelumnya. Ia menunjukkan pula bahwa kecepatan planet berubah sepanjang orbitnya, lebih cepat bila lebih dekat dengan Matahari dan lebih lambat bila jauh. Di tahun 1619 ia menunjukkan bahwa jangka waktu yang diperlukan sebuah planet untuk menyelesaikan satu orbit berkaitan dengan rata-rata jaraknya dari matahari. Untuk perhitungannya, Kepler menggunakan pengamatan Tycho Brahe.

Laplace, Pierre Simon, Marquis de (1749-1827)
Seorang ahli matematika Prancis yang mengembangkan teori asal mula tata surya yang digagas oleh Immanuel Kant. Di tahun 1796, Laplace melukiskan bagaimana cincin-cincin materi yang terlempar dari Matahari dapat memadat menjadi planet-planet. Perincian teori tersebut telah ditinjau kembali, tetapi pada pokoknya tidak berbeda dengan teori-teori modern mengenai awal-mula terjadinya tata surya.

Henrietta Leavitt (1868-1921)
Seorang ahli astronomi Amerika yang menemukan sebuah teknik penting dalam astronomi untuk mengukur jarak bintang dengan memakai bintang-bintang Variabel Cepheid. di tahun 1912 ia menemukan bahwa kecerlangan rata-rata sebuah Cepheid berhubungan langsung dengan jangka waktu yang diperlukannya untuk berubah, dengan Cepheid paling cemelang memiliki periode paling lama. Jadi, dengan mengukur waktu variasi cahaya sebuah Cepheid, para astronom dapat memperoleh kecerlangan sebenarnya, dengan demikian jaraknya dari bintang dan planet lain dapat pula dihitung.

Georges Lemaitre (1894-1966)
Seorang ahli astronomi Belgia yang pada tahun 1927 mencetuskan teori Ledakan Besar kosmologi yang menyatakan bahwa alam semesta dimulai dengan suatu ledakan besar dahulu kala dan bahwa sejak itu kepingannya masih terus beterbangan. Lemaitre mendasarkan teorinya pada pengamatan Edwin Hubble mengenai alam semesta yang mengembang.

Urbain Jean Joseph Leverrier (1811-1877)
Seorang ahli matematika Prancis yang memperhitungkan keberadaan planet Neptunus. Saat memeriksa gerakan Uranus, ia menemukan bahwa gerakannya dipengaruhi oleh sebuah planet tak dikenal. Perhitungan Leverrier memungkinkan penemuan Neptunus oleh Johann Galle.

Percival Lowell (1855-1916)
Seorang ahli astronomi Amerika yang memetakan saluran-saluran di Mars dan percaya tentang adanya kehidupan di planet tersebut. Dalam tahun 1894 ia mendirikan observatorium Lowell di Arizona guna mempelajari Mars. Lowell juga mempercayai adanya planet di seberang Neptunus yang belum ditemukan. Ia mulai mencarinya di langit dengan bantuan gambar foto. Planet baru itu, kemudian dinamai Pluto, akhirnya ditemukan oleh Clyde Tombaugh pada tahun 1930, setelah meninggalnya Lovell. Selain merupakan nama Dewa Kematian bangsa Yunani Kuno, dua huruf awal pada Pluto juga merupakan penghormatan untuk namanya.

Charles Messier (1730-1817)
Seorang ahli astronomi Prancis yang menyusun sebuah daftar berisi lebih dari 100 kelompok bintang dan nebula. Hingga sekarang, banyak diantara objek ini yang masih disebut dengan nomor Messier atau M, seperti M1, nebula Kepiting, dan M31, galaksi Andromeda.

Sir Isaac Newton (1642-1727)
Seorang ilmuwan Inggris yang melalui hukum-hukum gravitasinya membantu menerangkan mengapa planet mengitari Matahari. Johannes Kepler juga menghitung hal ini dengan hukumnya mengenai gerakan planet. Newton juga memberi sumbangan penting kepada astronomi pengamatan dengan penelitiannya mengenai cahaya dan optika. Di tahun 1668 ia membangun teleskop pemantul (reflektor) yang pertama di dunia.

Ptolomeus (abad ke-2 M)
Seorang ilmuwan Yunani yang menyusun gambaran baku mengenai Alam semesta yang dipakai oleh para ahli astronomi hingga zaman Renaissance. Menurut Ptolomeus, Matahari, Bulan, dan planet-planet beredar mengelilingi Bumi dengan suatu sistem yang rumit. Teori ini akhirnya ditentang dan dibuktikan kesalahannya oleh pandangan Copernicus. Ptolomeus menulis ensiklopedi besar astronomi Yunani yang disebut Almagest.

Pythagoras (abad ke-6 SM)
Seorang ilmuwan Yunani yang diketahui sebagai yang pertama kalinya mencetuskan gagasan bahwa Bumi berbentuk bola. Ia percaya bahwa Bumi terletak di pusat alam semesta dan benda-benda angkasa lain beredar mengelilingi Bumi.

Carl Sagan (1934-1996)
Seorang ilmuwan Amerika yang dikenal karena penelitiannya mengenai kemungkinan adanya bentuk kehidupan diluar planet Bumi. Ia terlibat sebagai peneliti dalam berbagai misi wahana tak berawak yang diluncurkan oleh NASA, diantaranya adalah misi Mariner ke planet Venus dan Viking ke planet Mars.

Giovanni Schiaparelli (1835-1910)
Seorang ahli astronomi Italia yang pertama kali melaporkan adanya "saluran" di permukaan planet Mars ketika planet tersebut mendekat di tahun 1877. Ia menamakannya canali, dari bahasa Italia yang berarti "saluran". Ia tidak mempercayai bahwa saluran itu adalah buatan mahluk cerdas, tetapi penerjemahan yang kurang tepat memberi kesan yang keliru. Schiaparelli juga menunjukkan bahwa hujan meteor mengikuti garis edar sama seperti komet. Dari sana, ia menduga bahwa hujan meteor sebenarnya adalah puing sebuah komet.

Marteen Schmidt (1929-...)
Seorang ahli astronomi Amerika yang menemukan jarak-jarak kuasar dalam alam semesta. Di tahun 1963 ia mula-mula mengukur pergeseran merah dari kuasar C 273 yang ternyata begitu besar sehingga menurut hukum Hubble ia seharusnya terletak jauh diluar galaksi kita.

Harlow Shapley (1885-1972)
Seorang ahli astronomi Amerika yang di tahun 1921 pertama kali menghitung ukuran sebenarnya dari galaksi kita, dan menunjukkan bahwa Matahari tidak terletak di pusatnya. Shapley mengajukan gagasannya dari suatu studi mengenai kelompok globular perbintangan yang tersebar dalam suatu cincin di sekitar galaksi kita. Dengan mengukur jaraknya dari kecerlangan bintang yang dikandungnya, ia memperkirakan bahwa galaksi kita kira-kira berdiameter 100.000 tahun cahaya dan bahwa Matahari terletak kira-kira 30.000 tahun cahaya dari pusatnya.

Clyde Tombaugh (1906-1997)
Ahli astronomi Amerika yang pada bulan Februari 1930 menemukan planet Pluto dengan mempergunakan gambar-foto yang diambil di observatorium Lowell. Setelah penemuan Pluto, Tombaugh melanjutkan survey foto sekeliling langit untuk mencari planet lain yang mungkin ada, tetapi tidak menemukan sesuatu.

Carl von Weizsacker, (1912-...)
Seorang astronom Jerman yang dalam tahun 1945 menggagas dasar teori-teori modern mengenai asal mula tata surya. Ia membayangkan bahwa planet terbentuk dari kumpulan partikel-partikel debu yang berasal dari sebuah cakram yang terdiri dari materi yang mengelilingi Matahari saat masih muda. Teorinya ini merupakan perubahan dari teori sebelumnya yang digagas oleh Kant dan Laplace

Apa Saja Alat-Alat Kosmografi???

Alat-alat bidang Kosmografi yaitu:

  • Teleskop
  • Kalkulator
  • Komputer
  • Observatorium

1. Teleskop

Teleskop atau teropong adalah instrumen pengamatan yang berfungsi mengumpulkan radiasi elektromagnetik dan sekaligus membentuk citra dari benda yang diamati Teleskop merupakan alat paling penting dalam pengamatan astronomi. Jenis teleskop (biasanya optik) yang dipakai untuk maksud bukan astronomis antara lain adalah transit, monokular, binokular, lensa kamera, atau keker.Teleskop memperbesar ukuran sudut benda, dan juga kecerahannya.

100inchHooker

Pada awalnya teleskop dibuat hanya dalam rentang panjang gelombang tampak saja, kemudian berkembang ke panjang gelombang radio setelah tahun 1945, dan kini teleskop meliput seluruh spektrum elektromagnetik setelah makin majunya penjelajahan angkasa setelah tahun 1960.

Penemuan atau prediksi akan adanya pembawa informasi lain (gelombang gravitasi dan neutrino) membuka spekulasi untuk membangun sistem deteksi bentuk energi tersebut dengan peranan yang sama dengan teleskop klasik. Kini sudah umum untuk menyebut teleskop gelombang gravitasi atau pun teleskop partikel berenergi tinggi

2. Observatorium

Wroclaw-obserwatorium-astronomiczne

Observatorium adalah sebuah lokasi dengan perlengkapan yang diletakkan secara permanen agar dapat melihat langit dan peristiwa yang berhubungan dengan angkasa. Menurut sejarah, observatorium bisa sesederhana sextant (untuk mengukur jarak di antara bintang) sampai sekompleks Stonehenge (untuk mengukur musim lewat posisi matahari terbit dan terbenam) Observatorium modern biasanya berisi satu atau lebih teleskop yang terpasang secara permanen yang berada dalam gedung dengan kubah yang berputar atau yang dapat dilepaskan Dalam dua dasawarsa terakhir, banyak observatorium luar angkasa sudah diluncurkan, memperkenalkan penggunaan baru istilah ini

Palomar-1

3.Observatorium Bosscha

Observatorium Bosscha merupakan salah satu tempat peneropongan bintang tertua di Indonesia. Observatorium Bosscha berlokasi di Lembang, Jawa Barat, sekitar 15 km di bagian utara Kota Bandung dengan koordinat geografis 107° 36' Bujur Timur dan 6° 49' Lintang Selatan. Tempat ini berdiri di atas tanah seluas 6 hektar, dan berada pada ketinggian 1310 meter di atas permukaan laut atau pada ketinggian 630 m dari plato Bandung. Kode observatorium Persatuan Astronomi Internasional untuk observatorium Bosscha adalah 299.

Bosscha

Macam-macam teleskop yang ada di observatorium Bosscha

Terdapat 5 buah teleskop besar, yaitu:

  • Teleskop Refraktor Ganda Zeiss

Teleskop ini biasa digunakan untuk mengamati bintang ganda visual, mengukur fotometri gerhana bintang, mengamati citra kawah bulan, mengamati planet, mengamati oposisi planet Mars, Saturnus, Jupiter, dan untuk mengamati citra detail komet terang serta benda langit lainnya. Teleskop ini mempunyai 2 lensa objektif dengan diameter masing-masing lensa 60 cm, dengan titik api atau fokusnya adalah 10,7 meter.

Teleskop ini biasa digunakan untuk mempelajari struktur galaksi Bima Sakti, mempelajari spektrum bintang, mengamati asteroid, supernova, Nova untuk ditentukan terang dan komposisi kimiawinya, dan untuk memotret objek langit. Diameter lensa 71,12 cm. Diameter lensa koreksi biconcaf-biconfex 50 cm. Titik api/fokus 2,5 meter. Juga dilengkapi dengan prisma pembias dengan sudut prima 6,10, untuk memperoleh spektrum bintang. Dispersi prisma ini pada H-gamma 312A tiap malam. Alat bantu extra-telescope adalah Wedge Sensitometer, untuk menera kehitaman skala terang bintang , dan alat perekam film

Teleskop ini biasa digunakan untuk menera terang bintang, menentukan skala jarak, mengukur fotometri gerhana bintang, mengamati citra kawah bulan, pengamatan matahari, dan untuk mengamati benda langit lainnya. Dilengkapi dengan fotoelektrik-fotometer untuk mendapatkan skala terang bintang dari intensitas cahaya listrik yang di timbulkan. Diameter lensa 37 cm. Titik api atau fokus 7 meter.

Dengan teleskop ini, objek dapat langsung diamati dengan memasukkan data posisi objek tersebut. Kemudian data hasil pengamatan akan dimasukkan ke media penyimpanan data secara langsung. Teropong ini juga dapat digunakan untuk mengukur kuat cahaya bintang serta pengamatan spektrum bintang. Dilengakapi dengan spektograf dan fotoelektrik-fotometer

Teleskop ini biasa digunakan untuk melakukan pengamatan hilal, pengamatan gerhana bulan dan gerhana matahari, dan pemotretan bintik matahari serta pengamatan benda-benda langit lain. Dengan Diameter lensa 13 cm, dan fokus 87 cm

Observatorium Bosscha saat ini

Saat ini, kondisi di sekitar Observatorium Bosscha dianggap tidak layak untuk mengadakan pengamatan. Hal ini diakibatkan oleh perkembangan pemukiman di daerah Lembang dan kawasan Bandung Utara yang tumbuh laju pesat sehingga banyak daerah atau kawasan yang dahulunya rimbun ataupun berupa hutan-hutan kecil dan area pepohonan tertutup menjadi area pemukiman, vila ataupun daerah pertanian yang bersifat komersial besar-besaran. Akibatnya banyak intensitas cahaya dari kawasan pemukiman yang menyebabkan terganggunya penelitian atau kegiatan peneropongan yang seharusnya membutuhkan intensitas cahaya lingkungan yang minimal. Sementara itu, kurang tegasnya dinas-dinas terkait seperti pertanahan, agraria dan pemukiman dikatakan cukup memberikan andil dalam hal ini. Dengan demikian observatorium yang pernah dikatakan sebagai observatorium satu-satunya di kawasan khatulistiwa ini menjadi terancam keberadaannya.

TATA KOORDINAT BOLA LANGIT

Tata Koordinat Horizon

ü Tata koordinat ini berfungsi Untuk Mengetahui letak suatu benda langit ( azimut dan tinggi bintang)

ü Dasar penentuan tata koordinat ini yaitu pada titik kaki bintang (TKB) dari lingkaran horizon ( besar azimut)

ü Pada tata koordinat ini azimut ditetapkan berpangkal dari titik utara menuju/melalui titik Timur (ada juga azimut yang berpangkal dari Selatan ke arah Barat)

Tata Koordinat Ekuator

· Pada tata koordinat horizon, tinggi dan azimut bintang selalu berubah, tergantung kepada letak dan waktu

· Pada tata koordinat equator, AR dan deklinasi sebuah bintang selalu tetap

· Waktu patokannya adalah tgl 21 Maret ( Titik Aries)

· Ada beberapa istilah ada pada tata koordinat equator seperti : Titik Kulminasi, deklinasi,titik Aries, ascensio recta (AR) dll.

Deklinasi (d )

1. Lingkaran deklinasi sebuah bintang ialah lingkaran besar pada yang menghubungkan KLU dengan KLS melalui sebuah bintang dan dipakai untuk mengukur deklinasi bintang itu.

2. Deklinasi sebuah bintang ialah busur pada lingkaran deklinasi yang melalui bintang itu dengan proyeksinya pada equator.

3. Besar deklinasi sebuah bintang dari 00 sampai 900 dan 00 sampai -900 ( Jika lintasan di sebelah utara equator maka deklinasinya positif, tetapi jika lintasan di sebelah selatan equator maka deklinasinya negatif)

§ Equator, deklinasinya 00

§ Kutub langit Utara, deklinasinya 900

§ GBU, deklinasinya 23,50

Titik Aries (g )

Titik Aries ( titik musim semi) lambangnya g ialah salah satu titik potong antara lingkaran ekliptika dengan lingkaran ekuator . Seperti benda-benda langit lainnya, Aries melakukan peredaran semu harian , garis edarnya adalah equator. Jika aries mencapai kulminasi atas maka waktu bintang pukul 0

Ascensio Recta (a )

AR sebuah bintang ialah busur pada equator diukur dari titik aries (g) berlawanan dengan arah peredaran semu harian sampai proyeksi bintang pada equator. Besar AR dari 00 sampai 3600 ( selalu positif)

Tata Koordinat Ekliptika

The ‘signs’ of the zodiac are:

Aries : ram ^

Libra : scales d

Taurus : bull _

Scorpius : scorpion e

Gemini : twins `

Sagittarius : archer f

Cancer : crab a

Capricornus : goat g

Leo : lion b

Aquarius : swater-bearer h

Virgo : virgin c

Pisces : fish (plural) i

Mengenal Benda Langit

KOMET

Komet berasal dari kata bahasa yunani kometes yang artinya: Sipanjang rambut, karena ekornya yang nampak indah dan mengagumkan ketika komet itu mendekati matahari.

  • a. Tycho Brahe

Ia hidup di akhir abad ke 16, sebagai seorang astronom pertama yang menyelidiki komet itu. Ia wafat pada tahun 1601. Astronom-astronom lain, misaknya Kepler meneruskan penyelidikannya. Menurut pendapatnyakomit-komit itu timbul dari ruang angkasa, melayang melalui tata surya dan menghilang untuk selama-lamanya

  • b. Edmund Halley
  • c. Biela
  • d. Komet Donotie

Sebuah komet terdiri dari tiga bagian yaitu:

1. a. Koma atau penyelubung berupa kabut

2K b. Kern (inti) ialah bagian yang lebih terang dari koma

3. c. Ekornya, garis cahaya yang panjang dan fantastis dan menggemparkan bentuknya. Selain itu, strukturnya belum banyak diketahui

ASTEROID

Asteroid atau planetoid adalah kumpulan planet kecil yang jumlahnya cukup banyak(±40.000 buah).Letak kedudukan asteroid dalam tata surya adalah diantara planet Mars dan planet Yupiter.Dengan demikian,asteroid mempunyai kala revolusi antara 4 sampai 6 tahun.Planetoid kecil mempunyai susunan materi seperti bumi, sedang yang besar berwarna gelap karena kadar karbonnya tinggi.

Contoh:

* Ceres: salah satu asteroid yang paling besar diantara asteroid yang lain(diameternya mencapai 750 km).

* Icarus: sebuah asteroid yang pernah mendekati planet bumi.

METEOR

Meteor adalah benda angkasa yang sudah masuk ke atmosfer dan berpijar.

Meteor yang masuk ke atmosfer akan berakibat sbb:

  1. Bila meteor habis terbakar di atmosfer,maka akan menimbulkan debu meteor di angkasa
  2. Bila meteor tidak habis terbakar di atmosfer,maka akan jatuh sampai di bumi.Benda ini disebut batu meteor atau batu bintang atau meteorit.

Meteorit yang sangat besar beratnya mencapai ±1.000 ton yang pernah jatuh di arizona AS sehingga meniimbulkan kawah yang disebut kawah meteor.

PLANET

Planet adalah benda langit yang mengelilingi bintang sebagai pusat tata surya. Planet tidak dapat menghasilkan cahaya sendiri namun dapat memantulkan cahaya. Planet yang dekat dengan bumi dapat kita lihat setiap hari dengan mata telanjang seperti planet venus yang disebut orang sebagai bintang fajar.

TERBENTUKNYA GALAXI

TEORi BIG BANG


Big Bang dalam kosmologi adalah salah satu teori ilmu pengetahuan yang menjelaskan perkembangan dan bentuk awal dari alam semesta. Teori ini menyatakan bahwa alam semesta ini terbentuk dari ledakan mahadahsyat yang terjadi sekitar 13.700 juta tahun lalu. Ledakan ini melontarkan materi dalam jumlah sangat besar ke segala penjuru alam semesta. Materi-materi ini kemudian yang kemudian mengisi alam semesta ini dalam bentuk bintang, planet, debu kosmis, asteroid/meteor, energi, dan partikel lainnya dialam semesta ini.

Para ilmuwan juga percaya bawa Big Bang membentuk sistem tata surya. Ide sentral dari teori ini adalah bahwa teori relativitas umum dapat dikombinasikan dengan hasil pemantauan dalam skala besar pada pergerakan galaksi terhadap satu sama lain, dan meramalkan bahwa suatu saat alam semesta akan kembali atau terus. Konsekuensi alami dari Teori Big Bang yaitu pada masa lampau alam semesta punya suhu yang jauh lebih tinggi dan kerapatan yang jauh lebih tinggi.

Pada tahun 1929 Astronom Amerika Serikat, Edwin Hubble melakukan observasi dan melihat Galaksi yang jauh dan bergerak selalu menjauhi kita dengan kecepatan yang tinggi. Ia juga melihat jarak antara Galaksi-galaksi bertambah setiap saat. Penemuan Hubble ini menunjukkan bahwa Alam Semesta kita tidaklah statis seperti yang dipercaya sejak lama, namun bergerak mengembang. Kemudian ini menimbulkan suatu perkiraan bahwa Alam Semesta bermula dari suatu ledakan sangat besar pada suatu saat di masa lampau yang dinamakan Dentuman Besar.

Pada saat itu dimana Alam Semesta memiliki ukuran nol, dan berada pada kerapatan dan panas tak terhingga; kemudian meledak dan mengembang dengan laju pengembangan yang kritis, yang tidak terlalu lambat untuk membuatnya segera mengerut, atau terlalu cepat sehingga membuatnya menjadi kurang lebih kosong. Dan sesudah itu, kurang lebih jutaan tahun berikutnya, Alam Semesta akan terus mengembang tanpa kejadian-kejadian lain apapun. Alam Semesta secara keseluruhan akan terus mengembang dan mendingin.

Alam Semesta berkembang, dengan laju 5%-10% per seribu juta tahun. Alam Semesta akan mengembang terus,namun dengan kelajuan yang semakin kecil,dan semakin kecil, meskipun tidak benar-benar mencapai nol. Walaupun andaikata Alam Semesta berkontraksi, ini tidak akan terjadi setidaknya untuk beberapa milyar tahun lagi.
Berbagai macam energi yang ada di Alam Semesta ini jika ditelusuri adalah berasal dari energi Big Bang, yaitu energi pada saat penciptaan. Jumlah total seluruh energi di
Alam Semesta ini adalah tepat nol.

Big Bang merupakan awal dari ruang-waktu yang mengembang. Jadi sebelum terjadi Big Bang ruang tidak ada, waktu tidak ada. Baru setelah Big Bang terjadi ruang-waktu dalam dimensi empat yang mengembang. Ketika suhunya sudah mulai turun ternyata semua materi (galaksi) akan bergerak saling menjauhi dilihat oleh pengamat di mana pun juga. Hal ini bisa terjadi karena ruang-waktu itu lengkung.

TEORI KEADAAN TETAP

Teori ”keadaan tetap” atau teori ciptaan sinambung menyatakan bahwa jagat raya selama berabad-abad selalu dalam keadaan yang sama dan zat hidrogen senantiasa dicipta dari ketiadaan. Penambahan jumlah zat, dalam teori ini memerlukan waktu yang sangat lama, yaitu kira-kira seribu juta tahun untuk satu atom dalam satu volume ruang angkasa. Teori ini diajukan oleh ahli astronomi Fred Hoyle dan beberapa ahli astrofisika Inggris.

Dalam teori ”keadaan tetap”, kita harus menerima bahwa zat baru selalu diciptakan dalam ruang angkasa di antara berbagai galaksi, sehingga galaksi baru akan terbentuk guna menggantikan galaksi yang menjauh. Orang sepakat bahwa zat yang merupakan asal mula bintang dan galaksi tersebut adalah hidrogen

TEORI EKSPANSI DAN KONSTRAKSI

Para ilmuwan menduga bahwa sebelum terbentuknya alam semesta telah terjadi suatu siklus antara masa ekspansi dan masa konstraksi. Energi dari reaksi inti hydrogen dapat membangkitkan ekspansi alam sehingga terbentuklah galaksi galaksi dan bintang bintangnya dan unsur unsur lainnya. Pada masa kontraksi galaksi dan bintang bintang itu menciut dan meredup sambil memancarkan energi kalor yang sangat tinggi.

Berdasarkan pengamatan, dapat dibedakan tiga macam galaksi :

  • galaksi berbentuk spiral (spiral galaxis) jumlah 80%.
  • galaksi berbentuk ellips (elliptical galaxis) jumlah 17%
  • galaksi berbentuk tak beraturan (irregular galaxis) jumlah 3%
  1. Galaksi Spiral (Spiral Galaxis)

Galaksi ini merupakan galaksi yang berstruktur paling sempurna, yang terdiri dari tiga bagian :

    1. pusat spiral galaksi yang terdiri dari gugusan bintang yang berbentuk bulat
    2. lingkaran yang membungkus pusat spiral
    3. piringan dengan lengan spiral

macam-macam galaksi spiral :

a. Galaksi Bima Sakti

Galaksi ini pernah disebut Susunan Kapteyn. Kapteyn adalah seorang astronom yang mengemukakan bahwa matahari terdapat pada galaksi bima sakti ini.

b. Galaksi Andromeda

Dengan mata telanjang, galaksi ini tampak seperti lilin dengan panjang 30 (garis tengan bulan) dan lebar 15. dengan teleskop kecil sudah dapat dilihat intinya, di tengah-tengah kabut dan bila menggunakan teleskop 100 inci yang telah dilakukan di Observatory Mounts Wilson, ternyata galaksi Andromeda berbentuk spiral biasa.

c. Galaksi Dolar Perak (Silvery Coin)

Berupa galaksi spiral pipih, kira-kira sejauh 13 juta tahun cahaya.

d. Galaksi Roda Biru (Blue pin Wheel)

Galaksi yang bergangsing (berputar) di daerah Trianggulum, kira-kira sejauh 2 juta tahun cahaya.

e. Galaksi Pusaran Air

Sebagai galaksi spiral yang terlentang dan didampingi oleh pengiring, yakni sebuah galaksi tidak teratur.

f. Kabut Magellan (Magellanic Clouds)

Gugus bintang ini disebut kabut Magellan, karena ditemukan oleh Magellan pada tahun 1519, berupa galaksi-galaksi yang terletak di konstelasi Dorado dan Tucan.

  1. Galaksi Ellips (Elliptical Galaxis)

Galaksi ini meliputi jumlah 17% dari semua galaksi yang sudah diketahui, galaksi ini berbentuk ellips, merupakan bangunan yang sederhana karena hanya terdiri atas :

· pusat roda

· selubung yang membungkus pusat

3. Galaksi tidak beraturan (Irregular Galaxis)

Galaksi ini berjumlah kurang dari 3% dari semua galaksi yang sudah ditemukan. Galaksi ini terlihat sebagai gumpalan datar atau onggokan bintang yang semakin menebal, sebagian menipis dalam batas-batas yang tidak jelas.

Rabu, 09 Juni 2010

PASANG SURUT AIR LAUT

A. Pengertian Pasang Surut Air Laut
Pasang laut adalah naik atau turunnya posisi permukaan perairan atau samudera yang disebabkan oleh pengaruh gaya gravitasi bulan dan matahari. Ada tiga sumber gaya yang saling berinteraksi: laut, matahari, dan bulan. Pasang laut menyebabkan perubahan kedalaman perairan dan mengakibatkan arus pusaran yang dikenal sebagai arus pasang, sehingga perkiraan kejadian pasang sangat diperlukan dalam navigasi pantai. Wilayah pantai yang terbenam sewaktu pasang naik dan terpapar sewaktu pasang surut, disebut mintakat pasang, dikenal sebagai wilayah ekologi laut yang khas.
Periode pasang laut adalah waktu antara puncak atau lembah gelombang ke puncak atau lembah gelombang berikutnya. Panjang periode pasang surut bervariasi antara 12 jam 25 menit hingga 24 jam 50 menit.
Karena sifat pasang surut yang periodik, maka ia dapat diramalkan. Untuk dapat meramalkan pasang surut, diperlukan data amplitudo dan beda fasa dari masing-masing komponen pembangkit pasang surut. Seperti telah disebutkan di atas, komponen-komponen utama pasang surut terdiri dari komponen tengah harian dan harian. Namun demikian, karena interaksinya dengan bentuk (morfologi) pantai, superposisi antar komponen pasang surut utama, dan faktor-faktor lainnya akan mengakibatkan terbentuknya komponen-komponen pasang surut yang baru.

B. Tenaga Penggerak Pasang Surut
Pasang surut terutama dihasilkan oleh adanya gaya tarik-menarik antara dua tenaga yang terjadi di lautan. Gaya-gaya tersebut adalah gaya sentrifugal bumi dan gaya gravitasi yang berasal dari bulan dan matahari. Gaya sentrifugal adalah dorongan ke arah luar pusat rotasi bumi yang besarnya kurang lebih sama dengan tenaga yang ditarik ke permukaan bumi. Gaya sentrifugal lebih kuat pada daerah-daerah yang terletak dekat dengan bulan. Gaya gravitasi bervariasi secara langsung dengan massa tetapi berbanding terbalik terhadap jarak. Jadi, Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari matahari, gaya tarik gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada gaya tarik matahari dalam membangkitkan pasang surut laut karena jarak bulan lebih dekat daripada jarak matahari ke bumi.
Gaya tarik gravitasi menarik air laut ke arah bulan dan matahari dan menghasilkan dua tonjolan (bulge) massa air. Lintang dari bulge pasang surut ditentukan oleh deklinasi, yaitu sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang orbital bulan dan matahari. Bulge pertama terbentuk pada bagian bumi yang terletak paling dekat dengan bulan karena gaya gravitasi bulan yang relatif kuat menarik massa air. Bulge kedua terletak paling jauh dengan bulan. Hal ini terjadi karena gaya gravitasi bulan sangat lemah dibanding dengan gaya sentrifugal bumi sehingga massa air terdorong keluar oleh gaya sentrifugal bumi. Dua tonjolan massa air ini merupakan daerah yang mengalami pasang tertinggi. Akibat dari rotasi bumi, maka tempat-tempat yang mengalami pasang tertinggi akan bergerak bergantian secara perlahan.
Gravitasi matahari juga turut mempengaruhi pasang surut, walaupun kontribusinya hanya sekitar 47% dari tenaga gravitasi bulan. Selain itu, pasang surut juga dipengaruhi oleh revolusi bulan terhadap bumi dan revolusi bumi terhadap matahari serta faktor-faktor non astronomi seperti perairan semi tertutup, garis pantai dan topografi dasar perairan.

C. Pengaruh Gravitasi Bulan Terhadap Pasang Surut
Berdasarkan faktor pembangkitnya, pasang surut dapat dibagi dalam dua tipe yaitu: pasang purnama (pasang besar, spring tide) dan pasang perbani (pasang kecil, neap tide).

1. Spring Tides
Pasang laut purnama (spring tide) terjadi ketika bumi, bulan dan matahari berada dalam suatu garis lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang tinggi yang sangat tinggi dan pasang rendah yang sangat rendah. Pasang laut purnama ini terjadi pada saat bulan baru dan bulan purnama.
springtide

Gambar 1 . Pasang Purnama (saat purnama)

2. Neap Tides
Pasang laut perbani (neap tide) terjadi ketika bumi, bulan dan matahari membentuk sudut tegak lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang naik yang rendah dan pasang surut yang tinggi. Pasang laut perbani ini terjadi pada saat bulan seperempat dan tigaperempat.
neaptide

Gambar 2. Pasang perbani


Type
Perairan laut memberikan respon yang berbeda terhadap gaya pembangkit pasang surut,sehingga terjadi tipe pasut yang berlainan di sepanjang pesisir. Menurut Dronkers (1964), ada tiga tipe pasut yang dapat diketahui, yaitu :
1. Pasang surut diurnal. Yaitu bila dalam sehari terjadi satu satu kali pasang dan satu kali surut. Biasanya terjadi di laut sekitar katulistiwa.
2. Pasang surut semi diurnal. Yaitu bila dalam sehari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut yang hampir sama tingginya.
3. Pasang surut campuran. Yaitu gabungan dari tipe 1 dan tipe 2, bila bulan melintasi khatulistiwa (deklinasi kecil), pasutnya bertipe semi diurnal, dan jika deklinasi bulan mendekati maksimum, terbentuk pasut diurnal.
diurnaltide

Gambar 3. Pasang surut diurnal

semidiurnaltide
Gambar 4. Pasang surut semi diurnal

mixedtide
Gambar 5. Pasang surut campuran

Menurut Wyrtki (1961), pasang surut di Indonesia dibagi menjadi 4 yaitu :
  • Pasang surut harian tunggal (Diurnal Tide) :Merupakan pasut yang hanya terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dalam satu hari, ini terdapat di Selat Karimata
  • Pasang surut harian ganda (Semi Diurnal Tide) : Merupakan pasut yang terjadi dua kali pasang dan dua kali surut yang tingginya hampir sama dalam satu hari, ini terdapat di Selat Malaka hingga Laut Andaman.
  • Pasang surut campuran condong harian tunggal (Mixed Tide, Prevailing Diurnal) : Merupakan pasut yang tiap harinya terjadi satu kali pasang dan satu kali surut tetapi terkadang dengan dua kali pasang dan dua kali surut yang sangat berbeda dalam tinggi dan waktu, ini terdapat di Pantai Selatan Kalimantan dan Pantai Utara Jawa Barat.
  • Pasang surut campuran condong harian ganda (Mixed Tide, Prevailing Semi Diurnal) : Merupakan pasut yang terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari tetapi terkadang terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dengan memiliki tinggi dan waktu yang berbeda, ini terdapat di Pantai Selatan Jawa dan Indonesia Bagian Timur

D. Pengaruh Revolusi Bulan Terhadap pasang Surut
Bulan mengitari bumi bukan berbentuk lingkaran dengan jari-jari yang konstan tetapi berbentuk elips (ada yang terjauh dan ada jarak terpendek). Jarak panjang dan pendeknya pun tidak konstan.
Akibatnya ukuran penampakan bulan pada saat purnama Apogee (jarak terjauh) dan Perigee (jarak terdekat) tidaklah sama. Bulan purnama kali ini akan menunjukkan ukuran bulan yang paling besar di tahun 2007 ini, karena jaraknya merupakan jarak terpendek tahun ini. Jarak rata-rata Bumi-Bulan adalah 384401 km. Pada saat Perigee nanti jaraknya hanya 356754 km (sumber Fourmilab).

apogee-perigee_2007.jpg

Jarak bumi bulan ini memang berulang-ulang demikian juga bulan purnama, demikian juga pergerakan bulan, bintang dll. Namun periodisitas ini tidaklah semudah dirumuskan dengan matematika biasa. Karena eksentrisitasnya, maka pergerakan bulan, matahari, bumi dan bintang-bintang ini perlu diamati tiodak sekedar dihitung.

Secara grafis perbandingan jarak bumi-bulan dapat dilihat dibawah ini :

toscale


besar-bulan.jpg





Sedangkan perbandingan ukuran bulan ketika Apogee dan Perigee terlihat seperti disebelah ini. Ukuran ini merupakan perbandingan relatif. Jadi kalau ingin menikmati bulan purnama dengan ukuran besar terlihat antara 26-28 oktober 2007.

E. Tsunami
1. Pengertian
Tsu = Pelabuhan
Nami = GelombangMenjadi bagian bahasa dunia, setelah gempa besar 15 Juni 1896, yang menimbulkan tsunami besar melanda kota pelabuhan Sanriku (JEPANG) dan menewaskan 22.000 orang serta merusak pantai timur Honshu sepanjang 280 km.

Tsunami adalah gelombang laut yang disebabkan oleh gempabumi , tanah longsor atau letusan gunung berapi yang terjadi di laut. Gelombang tsunami bergerak dengan kecepatan ratusan kilometer per jam di lautan dalam dan dapat melanda daratan dengan ketinggian gelombang mencapai 30 m atau lebih. Magnitudo Tsunami yang terjadi di Indonesia berkisar antara 1,5-4,5 skala Imamura, dengan tinggi gelombang Tsunami maksimum yang mencapai pantai berkisar antara 4 – 24 meter dan jangkauan gelombang ke daratan berkisar antara 50 sampai 200 meter dari garis pantai.

2. Faktor Penyebab
Tsunami terjadi karena adanya gangguan impulsif terhadap air laut akibat terjadinya perubahan bentuk dasar laut secara tiba-tiba. Ini terjadi karena tiga sebab, yaitu :
a. Gempabumi
Secara umum gempa bumi yang bisa menimbulkan tsunami adalah gempabumi tektonik yang terjadi di laut dan mempunayai karakteristik sebagai berikut :
1 Sumber gempabumi berada di laut
2 Kedalaman gempabumi dangkal, yakni kurang dari 60 km
3 Kekuatannya cukup besar, yakni di atas 6,0 SR
4 Tipe patahannya turun (normal fault) atau patahan naik (thrush fault)
Tsunami yang ditimbulkan oleh gempabumi biasanya menimbulkan gelombang yang cukup besar, tergantung dari kekuatan gempanya dan besarnya area patahan yang terjadi.
Tsunami dapat dihasilkan oleh gangguan apapun yang dengan cepat memindahkan suatu massa air yang sangat besar, seperti suatu gempabumi, letusan vulkanik, batu bintang/meteor atau tanah longsor. Bagaimanapun juga, penyebab yang paling umum terjadi adalah dari gempabumi di bawah permukaan laut. Gempabumi kecil bisa saja menciptakan tsunami akibat dari adanya longsor di bawah permukaan laut/lantai samudera yang mampu untuk membangkitkan tsunami

Tsunami dapat terbentuk manakala lantai samudera berubah bentuk secara vertikal dan memindahkan air yang berada di atasnya. Dengan adanya pergerakan secara vertical dari kulit bumi, kejadian ini biasa terjadi di daerah pertemuan lempeng yang disebut subduksi. Gempa bumi di daerah subduksi ini biasanya sangat efektif untuk menghasilkan gelombang tsunami dimana lempeng samudera slip di bawah lempeng kontinen, proses ini disebut juga dengan subduksi.

2. Land Slide (Tanah Longsor)
Land Slide/tanah longsor dengan volume tanah yang jatuh/turun cukup besar dan terjadi di dasar Samudera, dapat mengakibatkan timbulnya Tsunami. Biasanya tsunami yang terjadi tidak terlalu besar, jika dibandingkan dengan tsunami akaibat gempabumi.

3. Gunung Berapi aktif yang berada di tengah laut, ketika meletus akan dapat menimbulkan tsunami. Tsunami yang terjadi bisa kecil, bisa juga sangat besar, tergantung dari besar kecilnya letusan gunung api tersebut. Ada banyak gunung api yang berada ditengah laut di seluruh dunia. Untuk di Indonesia , yang paling terkenal adalah letusan gunung Krakatau yang terletak di tengah laut sekitar Selat Sunda, yang terjadi pada tahun 1883. Letusannya sangat dashyat, sehingga menimbulkna tsunami yang sangat besar dan korban yang banyak, baik jiwa maupun harta benda. Dampak dari bencana ini juga dirasakan kedashyatannya di negara lain.
Tanah longsor di dalam laut dalam , kadang-kadang dicetuskan oleh gempabumi yang besar; seperti halnya bangunan yang roboh akibat letusan vulkanik, mungkin juga dapat mengganggu kolom air akibat dari sediment dan batuan yang bergerak di lantai samudera. Jika terjadi letusan gunungapi dari dalam laut dapat juga menyebabkan tsunami karena kolom air akan naik akibat dari letusan vulkanik yang cukup besar lalu membentuk suatu tsunami. Contoh seperti yang terjadi di Gunung Krakatau.Gelombang terbentuk akibat perpindahan massa air yang bergerak di bawah pengaruh gravitasi untuk mencapai keseimbangan dan bergerak di lautan, seperti jika kita menjatuhkan batu di tengah kolam akan terbentuk gelombang melingkar.
Sekitar era tahun 1950 an ditemukan tsunami yang lebih besar dibandingkan sebelumnya percaya atau tidak mungkin ini disebabkan oleh tanah longsor, bahan peledak, aktifitas vulkanik dan peristiwa lainnya. Gejala ini dengan cepat memindahkan volume air yang besar, sebagai energi dari material yang terbawa atau melakukan ekspansi energi yang ditransfer ke air sehingga terjadi gerakan tanah. Tsunami disebabkan oleh mekanisme ini, tidak sama dengan tsunami di lautan lepas yang disebabkan oleh beberapa gempabumi, biasanya menghilang dengan cepat dan jarang sekali berpengaruh sampai ke pantai karena area yang terpengaruh sangat kecil.Peristiwa ini dapat memberi kenaikan pada gelombang kejut lokal yang bergerak cepat dan lebih besar (solitons), Seperti gerakan tanah yang terjadi di Teluk Lituya memproduksi suatu gelombang dengan tinggi 50- 150 m dan mencapai area pegunungan yang jaraknya 524 m. Bagaimanapun juga , suatu tanah longsor yang besar dapat menghasilkan megatsunami yang mungkin berdampak pada samudera.
Dari ketiga penyebab tsunami, gempa bumi merupakan penyebab utama. Besar kecilnya gelombang tsunami sangat ditentukan oleh karakteristik gempa bumi yang menyebabkannya.
Bagian terbesar sumber gangguan implusif yang menimbulkan tsunami dahsyat adalah gempa bumi yang terjadi di dasar laut. Walaupun erupsi vulkanik juga dapat menimbulkan tsunami dahsyat, seperti letusan gunung Krakatau pada tahun 1883.
Gempa bumi di dasar laut ini menimbulkan gangguan air laut, yang disebabkan berubahnya profil dasar laut. Profil dasar laut ini umumnya disebabkan karena adanya gempa bumi tektonik yang bisa menyebabkan gerakan tanah tegak lurus dengan permukaan air laut atau permukaan bumi. Apabila gerakan tanah horizontal dengan permukaan laut, maka tidak akan terjadi tsunami.
Apabila gempa terjadi didasar laut, walaupun gerakan tanah akibat gempa ini horizontal, tetapi karena energi gempa besar, maka dapat meruntuhkan tebing-tebing (bukit-bukit) di laut, yang dengan sendirinya gerakan dari runtuhan in adalah tegak lurus dengan permukaan laut. Sehingga walaupun tidak terjadi gempa bumi tetapi karena keadaan bukit/tebing laut sudah labil, maka gaya gravitasi dan arus laut sudah bisa menimbulkan tanah longsor dan akhirnya terjadi tsunami. Hal ini pernah terjadi di Larantuka tahun 1976 dan di Padang tahun 1980.
Lida (1970) berdasarkan data tsunami di Jepang menunjukkan bahwa gempa yang menimbulkan tsunami sebagian besar merupakan gempa yang mempunyai mekanisme fokus dengan komponen dip-slip, yang terbanyak adalah tipe thrust (sesar naik) misalnya tsunami Japan Sea 1983 dan Flores 1992 dan sebagian kecil tipe normal (sesar turun) misalnya sanriku Jepang 1993 dan Sumba 1977. gempa dengan mekanisme fokus strike slip (sesar mendatar) kecil sekali kemungkinan untuk menimbulkan tsunami.
3. Proses Terjadinya Tsunami
Terjadi perubahan dasar laut vertikal karena gempabumi, gunung meletus, tanah longsor dll
Terjadi penurunan permukaan air laut dalam jumlah besar secara tiba-tiba, lalu naik kembali dalam waktu yang singkat, menimbulkan gelombang Tsunami.
Gelombang Tsunami menjalar ke daratan dengan kecepatan tinggi dan mengalami perbesaran selama proses penjalarannya
Gelombang Tsunami menghantam pesisir pantai dengan menimbulkan kerusakan.

4. Akibat
Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih